Analisis Tingkat Kesulitas Soal HOTS Pada Ujian Matematika Tingkat SMA/SMK di Era Distruptif

Pada era distruptif, dibutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, cekatan, berpikir kritis dan rasional. Perkembangan Pendidikan di Indonesia juga semakin pesat, karena akan terus berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Agar sumber daya manusia di Indonesia berkualitas terbaik, maka hal tersebut menutut pendidikan di Indonesia untuk menjadikan para penerus bangsa yang cerdas, cekatan, berpikir kritis dan rasional. Penerus bangsa tersebut membutuhkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi dari permasalahan yang ada.

Pada tanggal 8 Mei 2018 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan sebanyak 40% siswa kesulitan menjawab soal yang membutuhkan daya nalar tinggi (HOTS) pada ujian Nasional 2018. Hasil survey PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Indonesia tergolong rendah, peringkat ke 63 dari 69 negara yang dievaluasi. Siswa Indonesia masih rendah dalam penguasaan materi dan kesulitan dalam menjawab soal yang membutuhkan penalaran.

Pada kurikulum 2013 revisi 2017 dikembangkan soal HOTS. Pada pembelajaran matematika diharapkan siswa tidak hanya dibekali dengan kemampuan menggunakan perhitungan atau rumus dalam mengerjakan soal tes saja akan tetapi juga mampu melibatkan kemampuan bernalar dan analitisnya dalam memecahkan masalah sehari-hari. Pada Kurikulum 2013 mulai dikembangkan soal-soal tipe HOTS (Higher OrderThinking Skills).  Soal hots menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi dan melibatkan proses bernalar. Pada Ujian Nasional 2018 terdapat soal hots sekitar 10%, dan dari hasil UN diperoleh sebanyak 40% siswa kesulitan menjawab soal hots pada Ujian Nasional 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesulitan soal Ujian Nasional Tipe HOTS Penelitian ini berjenis kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMA/SMK Sederajart. Kami melakukan penelitian terhadap 4 Sekolah dan mengambil sampel sebanyak 9 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Prosedur penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dimana peneliti mempersiapkan instrument soal yang akan di ujikan dan tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, ketika peserta didik yang menjadi subjek penelitian mengerjakan soal sampai kemudian datanya terkumpul dan dapat dianalisis.

Peneliti mengambil instrumen uji soal dari Soal Ujian Nasional tahun 2018 yang tipe soalnya termasuk tipe soal HOTS. Ada 6 soal yang akan di uji coba kepada peserta didik, beberapa soal yang peneliti ambil diantaranya yaitu :

1.   Suatu Pabrik kertas dengan bahan dasar kayu (x) memproduksi kertas melalui dua tahap. Tahap pertama menggunakan mesin I menghasilkan bahan kertas setengah jadi (m) dengan mengikuti fungsi m= f(x)= x²-3x-2. Tahap kedua menggunakan mesin II menghasilkan kertas mengikuti fungsi g(m) = 4m+2, dengan x dan m dalam satuan ton. Jika bahan dasar kayu yang tersedia untuk suatu produksi sebesar 4 ton, banyak kertas yang dihasilkan adalah…..

a.   5 ton

b.   10 ton

c.   15 ton

d.   20 ton

e.   30 ton

2.   Seorang petani memiliki lahan pertanian seluas 8 hektar. Ia akan menanami lahan tersebut dengan tanaman padi dan jagung. Dari satu hektar tanaman padi dapat dipanen 3 ton padi, sedangkan dari satu hektar tanaman jagung dapat dipanen 4 ton jagung. Petani itu ingin memperoleh hasil panen tidak kurang dari 30 ton. Jika biaya menanam satu hektar tanaman padi adalah Rp500.000,00 dan biaya menanam satu hektar tanaman jagung adalah Rp600.000,00 maka biaya minimum yang harus dikeluarkan petani adalah….

a.   Rp4.800.000,00

b.   Rp4.700.000,00

c.   Rp4.600.000,00

d.   Rp4.500.000,00

e.   Rp4.400.000,00

3.   Jumlah umur kakak dan dua kali umur adik adalah 27 tahun. Selisih umur kakak dan umur adik adalah 3 tahun. Jika umur kakak x tahun dan adik y tahun, persamaan matriks yang sesuai dengan permasalahan tersebut adalah…


4.   Setiap tahun harga jual di sebuah komplek perumahan mengalami kenaikan 20 % dari tahun sebelumnya, sedangkan harga jual bangunannya mengalami penurunan 5 % dari tahun sebelumnya. Harga jual sebuah rumah (tanah dan bangunan) saat ini di komplek tersebut apabila 5 tahun yang lalu dibeli seharga 210 juta rupiah dan perbandingan harga jual tanah terhadap bangunan pada saat pertama kali membeli 4 : 3 adalah…..

Peneliti melakukan analisis data untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesulitan soal dengan menggunakan rumus : P = (Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal)/(Jumlah siswa yang mengikuti tes)

Setelah dilakukan perhitungan, maka butir soal dapat dikategorikan menjadi butir soal yang sukar, sedang, dan mudah. Hal itu bergantung koefisien tingkat kesukarannya.

Koefisisen

Kategori

p < 0,3

Sukar

0,3 p   0,7

Sedang

p > 0,7

Mudah

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa maka hasil analisis tingkat kesulitan soal HOTS pada ujian Nasional Matematika dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

No

Nomer soal

Hasil kategori

Hasil Persentase

1.      

Soal Nomor 1

Sedang

0,4 = 40 %

2.      

Soal Nomor 2

Sulit

0,2 = 20 %

3.      

Soal Nomor 3

Sulit

0    =   0 %

4.      

Soal Nomor 4

Sedang

0,5 = 50 %

5.      

Soal Nomor 5

Sedang

0,7 = 70 %

6.      

Soal Nomor 6

Sulit

0,2 = 20 %

Dari hasil penelitian uji coba soal Ujian Nasional tipe HOTS diperoleh bahwa 6 soal yang di uji cobakan jika dirata-ratakan tingkat kesukarannya yaitu 0,33 atau 33%, yang mana presentase tersebut menunjukan kategori sedang, akan tetapi bedanyanya sangat tipis tengan presentase kategori sulit, bedanya hanya 0,3 atau 3 %.

Soal dengan tipe HOTS adalah soal yang menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi dan melibatkan proses bernalar, sehingga dapat mengasah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif.  Soal-soal dengan tipe hots melatih siswa  untuk berpikir  dalam  level  analisis,  evaluasi,  dan  mengkreasi. Siswa kesulitan menjawab soal yang membutuhkan daya nalar tinggi (HOTS) karena beberapa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan perlu adanya pembiasaan kepada peserta didik untuk mengerjakan soal soal HOTS agar peserta didik terbiasa menghadapi permasalahan- permasalahan yang lebih rumit ketika ujian baik tingkat sekolah maupun tingkat nasional, selain itu perlua adanya penguasaan konsep dasar matematika pada materi-materi yang akan di ujikan pada Ujian Nasional, diharapkan para guru bersedia mengulang kembali materi- materi yang ada pada kelas 10 dan 11 sehingga para peserta didik mengingat kembali dan mampu menerapkannya pada saat ujian nasional.

Pengirim :

1.   Shevia Annisa : Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, Banten. Menempuh pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Pendidikan Matematika Semester dua. email : sheviaan1500@gmail.com akun sosial media, facebook : Shevia Annisa, Instagram : shevia.annisa.

2.   Ismi Ahdan Zakiyya : Merak, Banten sedang menempuh pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Pendidikan Matematika Semester dua. email : ismizakiyya@gmail.com akun sosial media, facebook : Ismi Ahdan Zakiyya, Instagram : ismiahdanzakiyya.

Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS,  info lebih lanjut silahkan klik di sini.


0 Response to "Analisis Tingkat Kesulitas Soal HOTS Pada Ujian Matematika Tingkat SMA/SMK di Era Distruptif"

Post a Comment