Saat Amarah Mengalahkan Logika oleh Baniara Mahasiswi Psikologi Islam UIN Imam Bonjol Padang

Sahabat Edukasi yang berbahagia… Manusia merupakan  makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, dan tidak lepas dari hubungan sosial dengan orang lain. Semua interaksi yang mereka lakukaan tentu akan memunculkan sebuah emosi dalam diri setiap individu tersebut. Dari emosi seseorang individu dapat menentukan sikap dan pikiran  sehingga mampu bertindak sesuai dengan dirinya. Seperti bila seseorang putus dari pacar pada remaja  sehingga memunculkan emosi sedih sehingga berprilaku menarik diri atau murung, dan bahkan kaki seseorang yang tidak sengaja terinjak oleh temannnya juga akan memunculkan emosi marah.

Selama ini kita kerap berpendapat bahwa rasionalitas dan emosional adalah dua hal yang bertolak belakang. Begitu juga dalam pengambilan keputusan  yang rasional tidak disertai dengan emosi adalah hal yang kurang tepat. Karena sesungguhnya bila seseorang dalam mengambil keputusan tidak benar 100% rasional dan mengandalkan logika saja. Emosi juga merupakan hal yang terpenting dalam mengambil keputusan.

Emosi Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Menurut Willam James emosi adalah kecendrungan untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan  objek tertentu dalam lingkngannya. Kemudan Crow & Crow Emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjusment (penyesuaian diri dalam) terhadap lingkungan untuk  mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu. Kleinginna & Kleinginna mencatat ada 92 definisi yang berbeda tentang emosi., Namun disepakati bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat. Dari definisi di atas dapat di katakan bahwa Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, dan selain itu emosi tidak selamanya jelek seperti apa yang di sampaikan Jalaludjn Rahmat emosi memberikan bumbu dalam kehdupan, tanpa emosi hidup ini kering dan gersang.


Didalam otak terdapat lobus  frontal, dimana lobus ini bertanggung jawab untuk kegiatan berpikir, perencanaan, dan penyusunan konsep serta pemecahan masalah. Sedangkan di otak kita juga memiliki bagian otak yang berperan menghasilkan emosi dan motivasi yang dinamakan dengan sistim limbik.

Pengambilan keputusan oleh otak rasional berlangsung lebih lambat dan mem  butuhkan prosese yang tidak otomatis. Sedangkan pengam, ilan keputusan yang di dominasi oleh otak emosional berlangsung cepat. Contohnya keadaan ketika kita sedang berhadapan dengan binatang buas, jika kita serahkan kepada otak rasional yang penuh pertimbangan , maka kita akan segera dilahap habis oleh binatang tersebut.

Di dalam otak manusia juga juga terdapat bagian otak yang bertanggung jawab sebagai pembajakan emosi. Yang mana diamakan dengan amigdala, Amigdala ini berasal dari kata Latin kuno yang berarti Almond yang bertanggsung jawab atas mengeevalusi informasi-informasi sensorik, menentukan secara cepat arti pentignya, sesuatu secara emosional, dan berkontribusi dalam mengemabil keputusan awal untuk mendekati sesuatu. Selain sebagai aktor utama dalam emosional, ia juga berperan sebagai gudang emosioional. Hipokampus adalah bagian yang berperan dalam hal ingatan emosional itu. Hipokampus merupakan “pintu gerbang menuju ingatan spasial sehingga individu dapat menemukan jalan yang harus ditempuh dalam lingkungannya. Hipokampus hanya berperan mengenali suatu benda, sedangkan amigdala memberikan memerin pada amigdala tersebut. Misalnya ketika seseorang dihadapkan dengan foto mantannya, hipokampusnyalah yang bekerja mengenali wajah bahwa yang dihadapkan tersebuat adalah foto mantan,sedangkan bagian yang mengingat bahwa foto tersebut telah memberika ia rasa cinta, dan rasa sakit adalah peran dari amigdala.

Dalam diri individu yang susah diajak kompromi adalah amarah. Emosi amarah akan timbul padasaat seseorang merasa dipojokin, dihina, diremehkan atau mendapatkan perlakuan  yang dapat menyinggung harga diri seseorang atau karena frustasi. Luapan emosi yang timbul dapat menimbulkan  kekuatan yang tidak terduga dan seringkali emosi marah ini diekspresikan dalam bentuk perlawanan fisik, sumpah serapah dan perlawanan destruktif atau mendiamkan orang lain membuat marah. Acaman-acaman tersebut yang menjadi pemicu awal bagi amigdala untuk membangkitkan energinya, yang lonjakan energinya memberikan alarm tubuh untuk melakukakn perlawanan atau kabur. Dan hal inilah sebagai pemicu sumber utama letupan marah pada diri seseorang.

Neokorteks juga berperan dalam emosi seseorang. Meskipun melewati proses berpikir yang penuh pertimbangan. Neokortekslah yang mewarkan amarah lebih terukur. Namun sayang kita menghiraukan tawaran neokorteks tersebut. Kita lebih memilih amigdala mengambil kendali atas apanyang kita kerjakan tersebut. Sewaktu neokorteks dalam menyusun suatu keputusan kita langsung terburu-buru tampa memikir apa penyebab dan faktor membuat kita marah.

Referensi : Ratna, Supradewi.(2010)Otak, Musik, dan Prosese Belajar.Buletin Psikologi.Vol.18,No.2, 58-68 Moh,Gitosaroso(2012).Kecerdasan Emosi (Emotional Intellligennce) dalam Tasawuf. Jurnal Khakulistiwa.Vol.2, No 2 september. Solso,R.I,.Maclin,O,H,.&Maclin,M.K.(2007).Psikologi Kognitif Terjemahan. Jakarta:Erlangga. 

Pengirim : Baniara (baniara2908@gmail.com) – NIM : 1615040088. Mahasiswi Psikologi Islam UIN Imam Bonjol Padang


Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com 
GRATIS,  info lebih lanjut silahkan klik di sini.

0 Response to "Saat Amarah Mengalahkan Logika oleh Baniara Mahasiswi Psikologi Islam UIN Imam Bonjol Padang"

Post a Comment