Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar di SMA Jurusan MIPA Dalam Era Revolusi Industri 4.0

Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka membentuk output sumber daya manusia yang unggul, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap atau karakter. Hal ini senada dengan tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam UU RI No. 20 tahun 2003 yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mempunyai akhlak mulia sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan demokratis serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Fokus utama tujuan dari SMA jurusan MIPA adalah mengembangkan kecerdasan secara ilmiah dan saintifik khususnya di tingkat pendidikan menengah atas. Secara definisi (dilansir dari www.kabarjayaloka.id) jurusan MIPA di SMAadalah jurusan yang mempelajari atau mengungkap mengenai gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah agar siswa paham dan menguasai konsep alam. Jurusan MIPA banyak berhubungan dengan teknologi, berhitung dan mengamati fenomena alam. Salah satu keunggulan dari jurusan MIPA adalah melatih kemampuan logika dan penyelesaian masalah. Sedangkan salah satu kelemahannya ialah belum tentu bisa menggabungkan metode menghafal dan menalarkan pelajaran.

Pada bidang pendidikan, revolusi industri sangat berpengaruh karena penggunaan metode dan sistem pembelajaran bisa berubah secara menyeluruh. Salah satu contoh dari revolusi industri 4.0 adalah adanya internet dan teknologi digital yang memudahkan pelajar untuk mencari referensi. Selain itu, kegiatan belajar mengajar dapat dilaukan secara daring (online) yang biasa dikenal dengan e-learning. Sedangkan zaman sebelum maraknya teknologi digital, jika pelajar mencari referensi yang lebih lengkap harus pergi ke perpustakaan.

Permasalahannya, kegiatan belajar mengajar khususnya di SMA jurusan MIPA belum berjalan secara optimal. Hal ini dikarenakan mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia menjadi momok bagi siswa. Sebagian besar guru mata pelajaran tersebut kurang terampil dalam mengajarkan siswanya. Ditambah lagi adanya teknologi digital yang membuat siswa lebih mempercayainya dibandingkan dengan guru mata pelajaran dan buku-buku yang tersedia di sekolah.

Karya esai ini menuangkan kajian pustaka tentang kegiatan belajar yang efektif mengajar secara singkat. Disamping itu, esai ini menjelaskan implementasi SMA jurusan MIPA dalam era revolusi industri 4.0. Optimalisasi kegiatan belajar mengajar tentu menjadi tolak ukur peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Semoga esai ini diharapkan dapat memberikan solusi terbaru yang berkaitan dengan masalah optimalisasi kegiatan belajar mengajar di SMA jurusan MIPA dalam era revolusi industri 4.0.

Topik bahasan dalam karya esai ini terdiri dari beberapa pertanyaan sebagai berikut:


1.   Bagaimana kegiatan belajar mengajar yang efektif?

2.   Bagaimana implementasi SMA jurusan MIPA dalam era revolusi industry 4.0?



Definisi Kegiatan Belajar Mengajar

Menurut Afandi, dkk (2013) kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Kegiatan belajar mengajar biasa disingkat menjadi KBM. Guru atau tutorlah yang menciptakannya guna membelajarkan siswa atau peserta didik. Tutor yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Perpaduan dari unsur belajar dan mengajar lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Dalam kegiatan belajar mengajar harus terjadi komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik agar suasana pembelajaran kondusif. Tidak lagi teacher center melainkan student center sehingga proses belajar mengajar akan terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Paradigma selama ini pembelajaran yang dilakukan hanya berpusat dengan guru (teacher center) sebagai sumber belajar, bukan berpusat pada siswa (student center) sehingga guru akan mendominasi proses pembelajaran di dalam kelas sedangkan siswanya hanya pasif. Peran guru sebagai seorang fasilitator belum terlihat dalam proses pembelajaran.

Belajar dan Mengajar yang Efektif

Cara-cara belajar yang efektif ialah perlunya bimbingan, kondisi dan strategibelajar, serta metode belajar. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Belajar di sini adalah suatu aktivitas mencari, menemmukan dan melihat pokok masalah. Siswa berusaha memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila seseorang memilki motor skill atau mampu dapat menciptakan puisi atau simfoni, maka dia telah menghasilkan masalah dan menemukan kesimpulan.

Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut (Slameto, 2015).


a.   Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.

b.   Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.

c.   Motivasi.

d.   Kurikum yang baik dan seimbang.

e.   Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.

f.    Guru selalu membuat perencanaan sebelum mengajar.

g.   Pengaruh guru yang sugestif.

h.   Guru harus memiliki keberanian menghadapi siswa-siswanya.

i.    Guru harus mampu menciptakan suasana demokratis di sekolah.

j.    Guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk berpikir.

k.   Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan.

l.    Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat.

m.  Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa.

n.   Pengajaran remedial.

Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu pandangan lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandangan ini mengatakan bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

a.   Penguasaan bahan pelajaran

b.   Cinta kepada yang diajarkan

c.   Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

d.   Variasi metode

e.   Guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran.

f.    Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya.

g.   Guru harus berani memberikan pujian.

h.   Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.

Implementasi SMA Jurusan MIPA dalam Era Revolusi Industri 4.0

Dilansir dari um.ac.id, Riyana mengungkapkan bahwa tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 berupa perubahan dari cara belajar, pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi kreatif berbagai bidang. Dengan hal ini, para peserta didik dituntut untuk belajar lebih optimal dan efektif agar dapat menghadapi persaingan pasar global. Guru atau tenaga pendidik juga harus meningkatkan pemahaman dalam mengekspresikan diri di bidang literasi media, memahami informasi yang akan dibagikan kepada para peserta didik serta menemukan analisis untuk menyelesaikan permasalahan akademisi literasi digital.

Harapannya, pihak sekolah harus meningkatkan kolaborasi dalam orientasi pendidikan mendatang serta mengubah kinerja sistem pendidikan yang dapat mengembangkan kualitas pola pikir pelajar dan penguatan digitalisasi pendidikan yang berbasis aplikasi.

Kurikulum yang diterapkan di sekolah wajib mengimplementasi tantangan era revolusi industri 4.0. Seperti yang diadaptasi dari jpnn.com, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal merancang ulang kurikulum sebagai acuan pembelajaran di sekolah yang memiliki lima kompetensi. Lima kompetensi yang harus dimiliki para peserta didik dalam menghadapi revolusi industri keempat adalah kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, dan percaya diri. Kelima hal ini adalah modal yang sangat dibutuhkan untuk bisa mencapai sumber daya manusia yang unggul dalam abad 21.

Jurusan MIPA menjadi primadona bagi para peserta didik SMA dikarenakan bisa memilih lintas jurusan seusai tamat. Hal yang perlu diintensifkan bagi peserta didik adalah belajar secara efektif dan rutin menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu. Guru mata pelajaran khususnya matematika, fisika, biologi, dan kimia harus mengajar materinya secara konseptual, terarah, dan terdepan dalam meningkatkan kualitas sekolah dan mutu pendidikan nasional. Dengan adanya digitalisasi pendidikan diharapkan para peserta didik bisa menerapkan pola belajarnya secara efisien dan guru juga bisa mengkombinasikan antara hubungan sesama manusia dengan teknologi.

KESIMPULAN

Kegiatan belajar mengajar diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Salah satu syarat mengajar yang efektif ialah guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajarsiswanya. Sedangkan salah satu pertimbangan dalam mengajar yang efektif ialah guru selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya.

Era revolusi industri 4.0 ditandai perubahan dari cara belajar, pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik yang dituntut untuk belajar lebih optimal dan efektif. Selain itu, Kemendikbud bakal merancang ulang kurikulum di sekolah yang memiliki lima kompetensi bagi para peserta didik dalam menghadapi era tersebut diantaranya kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, dan percaya diri. Kelima hal ini adalah modal yang sangat dibutuhkan untuk bisa mencapai sumber daya manusia yang unggul dalam abad 21. Berkaitan dengan SMA jurusan MIPA, peserta didik perlu belajar secara efektif dan rutin menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu. Guru mata pelajaran MIPA harus mengajar materinya secara konseptual, terarah, dan terdepan dalam meningkatkan kualitas sekolah dan mutu pendidikan nasional dengan harapan agar adanya digitalisasi pendidikan para peserta didik bisa menerapkan pola belajarnya secara efisien.

Essay ini dikirimkan oleh Seprisa Katsila (seprisakatsila@gmail.com).

Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS,  info lebih lanjut silahkan klik di sini.

0 Response to "Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar di SMA Jurusan MIPA Dalam Era Revolusi Industri 4.0"

Post a Comment