Sahabat
Edukasi yang berbagia...
Pengumuman
kelulusan dari satuan pendidikan termasuk nilai hasil Ujian Nasional (UN)
jenjang SMA/SMK dan sederajat telah diumumkan oleh masing-masing sekolah
penyelenggara ujian nasional pada hari Sabtu, 7 Mei 2016 yang lalu.
Sehubungan
dengan hal tersebut, pada skala nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Anies Baswedan mengumumkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2016 untuk SMA dan Sederajad secara umum mengalami peningkatan.
“Rata-rata Indeks Integritas UN SMA tahun 2016 ini adalah 64,05. Ini lebih tinggi dari IIUN SMA tahun 2015, yaitu 61,98. Jadi ada peningkatan 2,06 poin. Ini menunjukkan ada perubahan perilaku pada anak-anak SMA kita, bahwa praktik Ujian Nasional semakin baik, yakni dilaksanakan dengan semakin jujur,” kata Mendikbud Anies Baswedan di Jakarta, Senin (9/5).
Pada
pelaksanaan UN SMA dan Sederajat 2016 ini sebanyak 19.952 sekolah menjalani UN,
dan 1.297 di antaranya menggunakan UNBK (UN Berbasis Komputer) dan selebihnya
menggunakan UNKP (Ujian Nasional Kertas Pensil). Indeks Integritas Ujian
Nasional (IIUN) SMA rata-rata dihimpun dari seluruh sekolah yang menggunakan
UNKP.
Sementara
itu terjadi penurunan signifikan sekolah-sekolah yang sebelumnya menempati
kuadran 4, yakni yang nilai UN tinggi, namun IIUN rendah. Bila pada pelaksanaan
UN tahun 2015 sekolah SMA yang masuk di
kuadran 4 sebanyak 56,6% (7.041 sekolah), maka pada UN 2016 turun signifikan
menjadi 41,7% (4.880 sekolah).
Sementara
sekolah-sekolah di kuadran 2, yakni yang nilai UN rendah, namun IIUN
tinggi meningkat dari UN 2015 sebanyak
7,5% (935 sekolah) menjadi 8,3% (973 sekolah) pada UN 2016, “Ini menunjukkan praktik kecurangan UN yang sistemik di
sekolah-sekolah menurun secara signifikan,” kata Anies.
Mendikbud
Anies Baswedan mengapresiasi para kepala daerah yang secara serius menunjukkan
tekad mewujudkan UN di wilayahnya dilaksanakan dengan jujur. “Saya kira patut
kita apresiasi para kepala daerah yang secara jelas menunjukkan sikap untuk
mengkahiri praktik kecurangan dalam Ujian Nasional. Tidak ada lagi subsidi
jawaban,” ujar Anies Baswedan.
Para
siswa peserta Ujian Nasional tahun 2016 pada jenjang SMA/SMK/MA/sederajad Sabtu
(7/5) lalu telah menerima hasil UN bersama dengan pengumuman kelulusan dari
sekolah. Namun perlu diingat bahwa sejak tahun 2015 Ujian Nasional tidak
mempengaruhi kelulusan. “Sehingga tidak
ada istilah tidak lulus UN. Kelulusan siswa sepenuhnya ditentukan oleh
masing-masing sekolah melalui rapat dewan guru,” kata Anies Baswedan.
Nilai UN SMA dan
Sederajat Tahun 2016
Nilai
hasil UN diolah dari 1.708.367 siswa SMA, 1.276.245 siswa SMK, 1.435 siswa
SMALB, dan 258.921 peserta paket C. Pengolahan hasil UN tidak hanya memberikan
nilai capaian untuk tiap mata pelajaran yang diujikan tetapi juga tingkat
kejujuran dalam pelaksanaan ujian nasional yang dinyatakan dalam Indeks
Integritas pelaksanaan Ujian Nasional (IIUN).
Capaian
rata-rata nilai UN 2016 untuk jenjang SMA dan sederajad mengalami penurunan
dibanding tahun 2015. Rata-rata nilai UN SMA 2015 adalah 61,93 dan rata-rata
nilai UN SMA 2016 adalah 55,3 atau mengalami penurunan 6,9 poin.
Penurunan
tersebut dikarenakan berbagai faktor. Pertama, semakin meningkatnya kejujuran
dalam pelaksanaan UN dan semakin banyak pula sekolah yang menggunakan UNBK yang
menjadikan kecurangan tidak lagi terjadi. Penggunaan UNBK meningkatkan
kejujuran, meskipun capaian siswa menjadi berkurang (penurunan nilai sekolah
yang menggunakan UNBK lebih tinggi dibanding UNKP).
Kedua,
dengan tidak digunakannya hasil UN dalam menentukan kelulusan siswa, keseriusan
siswa dan guru dalam menyiapkan diri menghadapi ujian nasional mungkin juga
berkurang.
Faktor
yang tidak kalah penting adalah bentuk kisi-kisi UN tahun 2016 yang tidak lagi
berupa indikator soal yang rinci. Dengan kisi-kisi yang tidak rinci maka bentuk
soal ujian tidak lagi bisa ditebak oleh bimbingan belajar atau latihan soal
intensif (drilling) yang cenderung
menyempitkan kurikulum.
Selain
itu, dalam UN 2016 jumlah soal dengan ketrampilan berpikir orde tinggi juga
ditingkatkan hingga mencapai 10%.
“Perubahan-perubahan tersebut dilakukan
berdasar masukan-masukan, kritik dan saran perbaikan Ujian Nasional yang
diterima dari berbagai kalangan pendidik maupun pemerhati pendidikan,” ujar
Anies. Perubahan tersebut juga merupakan bagian dari reformasi penilaian yang
terus dilakukan untuk lebih mendorong siswa dan guru melakukan pembelajaran yang
sejalan dengan kebutuhan kompetensi abad 21.
Sumber
referensi artikel : Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) SMA 2016 Meningkat – Kemdikbud.go.id
0 Response to "Indeks Integritas Ujian Nasional / UN SMA dan Sederajat Tahun 2016 Meningkat"
Post a Comment