Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Sebagai Bentuk Globalisasi Oleh Andriani Dian S.

Salamedukasi.com, Publikasikaryatulis - Globalisasi ternyata terjadi tidak hanya di era modern saja. Menurut catatan sejarah, proses mendunia terutama pada manusia, telah terjadi dari awal peradaban manusia. Sekitar tahun 60.000 hingga 50.000 SM, diketahui bahwa manusia purba melakukan pergerakan dari Afrika Tengah ke Afrika Selatan. Sebelum akhirnya, di tahun 50.000 hingga 45.000 SM, mulai menyebar luas lagi ke Arab, India, dan Indonesia. Dari sini, mereka lalu mencapai Australia, Jepang, Cina, Alaska, hingga Amerika Utara.  Hingga tahun 1600an peristiwa mendunia tersebut banyak yang menyebut dengan globalisasi kuno. Itulah bukti sejarah yang menyimpulkan bahwa proses mendunia yang melibatkan manusia terjadi jauh sebelum manusia memasuki era modern. Dikenalnya jalur perdagangan dan pelayaran dunia, dan pergerakan penyebaran agama juga sangat mendukung terjadinya globalisasi.

Sejak awal peradaban, manusia disebut sebagai makhluk yang paling unik. Dan jika ditilik dari teori evolusi, manusia termasuk sangat cepat berkembang menyesuaikan zaman dan kejadian yang mengiringi zaman tersebut. Ini dikarenakan kemampuan akal yang dimiliki untuk beradaptasi dengan situasi apapun. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana cara manusia mempelajari dan menggali pengetahuan yang dibutuhkan dirinya sendiri untuk melanjutkan kehidupannya dengan sebaik mungkin.



Ini tidak lepas dari peran manusia yang mampu mendididk dirinya sendiri dan menularkan pengetahuan yang telah didapatnya. Secara sederhana, proses ini bisa disebut Pendidikan. Dengan bekal keinginannya untuk bertahan dan mencapai kehidupan yang lebih mapan, maka manusia menggali pengetahuan yang berkaitan.

Dari hal tersebut maka lahirlah perlombaan untuk mencipta dan berkarya, dan hasil penemuan tersebut biasa disebut dengan teknologi, serta melahirkan kebiasaaan kebiasaan yang melekat pada kehidupan mereka, bisa juga disebut sebagai budaya. Dan ini sangat melibatkan peran serta pendidikan. Bagaimanapun bentuk pendidikannya, itu sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pengatahuan yang sudah diketahui, maupun menggali pengetahuan yang baru demi mempermudah kehidupan.

Pengetahuan adalah salah satu penunjang hidup manusia yang sangat dibutuhkan, karena segala hal yang berkaitan dengan manusia tidak pernah lepas dari pengetahuan. Baik itu pengetahuan sederhana ataupun pengetahuan yang dianggap sangat rumit. Semakin dalam pengetahuan seseorang maka semakin mudah menjalani kehidupannya. Maka dari itu, penanaman pengetahuan kepada setiap orang harus semakin efektif dan efisien.

Globalisasi juga memberi dampak positif ataupun negatif. Dan pendidikan tak lepas juga dari dampak globalisasi, berkembangnya teknologi, ekonomi, transportasi, komunikasi dan bidang lainnya juga menuntut dunia pendidikan agar lebih berkembang dan meluas.

Hambatan yang dihadapi manusia dalam menjalani kehidupan, datang silih berganti. Dan jika ditilik dari pengertian globalisasi, maka hambatan manusia yang mendunia juga bisa dikatakan sebagai globalisasi, meskipun memberi dampak buruk yang jelas. Perkembangan manusia selalu dibarengi dengan hambatan yang mendunia juga, baik melalui proses alam seperti perubahan iklim yang ekstrim pada saat zaman es, ataupun yang memang hambatan yang ternyata terjadi karena manusia itu sendiri, seperti perang, dan hal lainnya.

Dengan adanya hambatan itu sendiri sebenarnya secara terpaksa atau tidak, perpindahan manusia secara besar besaran menuju tempat aman untuk bertahan hidup pun terjadi. Dan inilah awal motivasi dari globalisasi.

Dimasa ini dunia sedang menghadapi hambatan serius yang dengan sangat cepat mendunia, yaitu penyebaran virus corona yang seakan semakin sulit dihentikan. Virus corona yang menjadi momok menakutkan di segenap penjuru dunia juga secara langsung menghambat dan mengurangi efektifitas pendidikan.

Dunia pendidikan dipaksa merubah sebagian sistem yang melingkupinya. Salah satunya adalah pendidikan tatap muka diganti menjadi secara daring dan pengurangan waktu jam pelajaran menjadikan hasil dan tujuan pendidikan kian menurun karena keterbatasan dalam menyampaikan pengetahuan.

Masalah ini membutuhkan perhatian yang ekstra. Khususnya di negara kita, kurangnya fasilitas yang mendukung, dan masih banyaknya peserta pendidikan yang kurang berpengetahuan tentang ilmu yang mendukung juga merupakan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan secara daring. Pengembangan pengajar agar memenuhi tujuan pendidikan perlu disegerakan untuk dilaksanakan. Belum lagi masih terlalu banyak daerah yang belum terjangkau jaringan internet, padahal di daerah tersebut pendidikan secara tatap muka saja belum efektif dilaksanakan, apalagi dengan pelaksanaan pengajaran secara daring.

Menghadapi permasalahan tersebut pemerintah dan badan terkait berupaya menanggulangi secara tepat, misalnya diberlakukan kurikulum darurat, diadakannya seminar diberbagai tempat dan waktu terkait Pembelajaran Jarak Jauh, pemberian kuota internet secara cuma-cuma kepada pengajar dan peserta didik dan hal lain yang terlalu banyak untuk disebutkan disini. Berbagai upaya pemerintah yang didukung oleh semua pihak seprtinya telah berjalan.

Penanggulangan masalah ini memang tidak bisa secara singkat, meskipun pembelajaran jarak jauh bukan merupakan hal baru, namun masih terlalu banyak yang belum mengenal. Dan perlu waktu untuk diadaptasi oleh tenaga pengajar dan para peserta pembelajaran agar tujuan kegiatan pembelajaran meningkat. Kesabaran yang ekstra dan semangat untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu dukungan dari semuanya agar dunia pendidikan dan bidang lainnya dengan segera mengatasi masalah pandemi ini.

Semoga semuanya bisa melalui hambatan ini, dan semoga pendemi ini segera berakhir. Aamiin...

Pengirim : Andriani Dian S. (andrianidian1988@gmail.com/089675092429)

Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS,  info lebih lanjut silahkan klik di sini.



0 Response to "Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Sebagai Bentuk Globalisasi Oleh Andriani Dian S."

Post a Comment