Sahabat Edukasi yang berbahagia… Seorang anak merupakan hadiah terindah dari Sang Pencipta. Entah anak itu pendek, tinggi, berkulit putih, sawo matang, bermata sipit, bermata lebar, berhidung mancung, berhidung pesek dan masih banyak lagi. Tuhan menciptakan seorang anak dalam berbagai macam versi yang berbeda. Contohnya, ada seorang anak yang ahli dalam bidang akademik. Ada juga seorang anak yang ahli dalam bidang non-akademik. Namun, ada juga yang ahli dalam bidang keduanya. Tak hanya itu, seorang anak yang baru berusia beberapa bulan saja sudah mampu mengamati orang-orang yang ada di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, usia mereka pun mulai bertambah. Mereka mulai memasuki tahap kanak-kanak, dimana ketika itu, seorang anak dapat mencontoh perilaku orang-orang yang ada di sekitarnya dan mempraktekkannya. Karena pada masa itulah, para balita masih merasa penasaran terhadap apa yang mereka anggap menarik. Disinilah peran orangtua mulai bertambah besar. Karena mereka harua berperilaku super baik agar si anak dapat menontohnya. Tak hanya dalam berperilaku, orangtua pun juga harus berperan penting dalam pendidikan anaknya. Peranan yang begitu besar untuk sang anak mampu memengaruhi sikap, sifat dan perilakunya di kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan
yang terjadi saat ini di belahan dunia manapun, termasuk Indonesia, para
orangtua banyak yang meninggalkan anaknya. Bukan meninggalkan, namun semacam
penelantaran kasih sayang terhadap anaknya. Mereka selalu memberikan materi di
awal-awal kehidupan sang anak. Bagi mereka, orangtua, sang anak mampu merasa
bahagia jika semua kebutuhannya terpenuhi. Jika keinginan sang anak dikabulkan.
Ya, memang sang anak akan sangat merasa bahagia jika kebutuhan materialnya
terpenuhi. Namun, tahukah para orang tua, jika yang sang anak butuhkan bukan
hanya kebutuhan materi saja melainkan mereka juga memerlukan kebutuhan rohani.
Jiwa mereka hampa tanpa adanya kasih sayang dari para orangtua. Mereka merasa
hampa tanpa kehadiran orangtua di sisinya.
Jika
kita telusuri lebih dalam, bukan hanya peran orang tua saja yang penting dalam
kehidupan serta pendidikan sang anak. Namun, peran keluarga juga tak kalah penting
untuk menyongsong kehidupan masa depan si anak. Ketika kita melarang si anak
untuk melakukan sesuatu hal yang di sukai, si anak akan terus melawannya dengan
selalu melakukan hal tersebut. Ketika kita memarahinya pada saat si anak
melakukan suatu kesalahan, si anak bahkan mampu mengulanginya tanpa ada
perasaan rasa bersalah. Mengapa demikian? Karena yang dibutuhkan oleh seorang
anak adalah dorongan dan motivasi dari orang-orang yang disayanginya agar si
anak dapat melakukan suatu perubahan dalam hidupnya. Bukan ditentang atau di
jauhi dari kegemarannya. Dan, ketika si anak melakukan suatu kesalahan akibat
ketidaktahuannya akan suatu hal, jangan pernah mencoba untuk memarahinya.
Karena yang dia tau, setiap amarah yang keluar dari mulut orang terkasihnya, akan
selalu tertanam kuat di otak si anak. Di kemudian hari, ketika dia beranjak
dewasa. Dia akan melakukan hal yang sama seperti dulu ketika orang-orang
terkasihnya memarahinya dan menyalahkannya akan suatu hal.
Setelah
mereka menjalani masa kanak-kanaknya, mereka akan memasuki tahapan remaja.
Dimana ketika itu, seorang anak mulai bisa memahami seperti apa perannya di
lingkungan tersebut. Dalam keadaan inilah, si anak mulai mencari jati dirinya
masing-masing. Mulai menemukan hal-hal yang baru dan akan mencobanya. Peran
orang tua disini ialah dapat mengontrol apapun yang dilakukan si anak. Jangan
pernah melarangnya jika hal yang ia lakukan masih tergolong perbuatan yang
baik. Namun, jika lambat laun hal yang ia lakukan merupakan suatu hal yang akan
berdampak buruk baginya, nasehatilah ia agar segera meninggalkan kegiatan
tersebut tanpa ada kekerasan fisik sedikitpun.
Pada
fase remaja, mereka beranggapan bahwa orang dewasa adalah hal yang patut
dicontoh untuk kehidupannya. Hal yang akan menjadi kewajaran jika orang
dewasalah yang melakukannya. Hal yang akan menjadi kebiasaan jika orang
dewasalah yang mempraktekkkannya. Mereka akan senantiasa mengikuti para orang
dewasa sebagai sesuatu yang dijadikan panutan. Tak mudah bagi mereka untuk
melakukan hal-hal tersebut sendirian. Apalagi ketika mereka baru beranjak
remaja, mereka, si anak, sangat membutuhkan dorongan dari para orang
terkasihnya. Peran orangtua, keluarga, lingkungan pun juga sangat penting dalam
fase ini. Orangtua mendidiknya dengan cara yang tepat, dengan tidak melarang
hak mereka sebagai anak. Memberikan kebebasan dengan memilih hal yang masih
wajar bagi kehidupannya. Dan selalu berada di sisinya ketika sang anak telah
lelah berkelana mencari jati dirinya.
Memang
tak mudah melakukan semua hal yang diinginkan oleh sang anak. Jika terus
mengikuti kemauannya, berarti para orang tua telah memanjakannya. Jika terus
melarang keinginannya, berarti para orangtua telah terlalu keras padanya. Sulit
memang, namun, jika kita bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ada
banyak hal yang dapat dilakukan oleh para orangtua dan anggota keluarga si anak
dalam mendidik, menjaga dan menyayanginya. Saya sebagai penulis, bukan
bermaksud menggurui. Saya hanya memberikan saran bagi para pembaca. Dan
kebetulan, saya adalah remaja yang masih berumur 18 tahun.
Ketika si anak sangat ingin mencoba suatu hal yang baru, bimbinglah dia. Dekatilah dia. Ajaklah dia bersama-sama untuk melakukan suatu percobaan akan hal baru tersebut. Jika si anak tidak menginginkannya, lepaslah ia secara perlahan. Percayakanlah sepenuhnya pada si anak. Percayalah bahwa si anak bisa melakukannya. Para orangtua dan keluarga pun hanya dapat memantaunya dari jarak yang lumayan jauh. Dan ketika si anak merasa lelah dalam melakukan hal baru tersebut, rangkullah dia. Jadikanlah dia sebagai teman agar si anak mampu mengeluarkan isi hatinya pada para orangtua, dan mungkin juga keluarganya. Tak ada salahnya, kan, jika kita juga bisa berperan sebagai teman yang baik untuk si anak? Karena sebuah bangunan takkan bisa berdiri kuat jika fondasinya berantakan. Begitu juga bagi si anak, fondasinya untuk hidup adalah karena dorongan dan motivasi dari orang-orang terkasihnya. Fondasinya untuk bertahan adalah karena mereka selalu ingin dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangi mereka.
Penulis
: Gina Putri Rahmayadi (Jl. Dukuh V
dalam Kramat Jati) Email : ginarahmayadi@gmail.com
Ingin karya tulis Anda terpublikasi di situs web www.salamedukasi.com GRATIS, info lebih lanjut silahkan klik di sini.
0 Response to "Motivasi Hidup Anak Dikelilingi Oleh Orang-Orang Yang Sangat Menyayangi Mereka Oleh Gina Putri Rahmayadi dari Kramat Jati, Jakarta Timur"
Post a Comment