Sahabat
Edukasi yang sedang berbahagia...
Siswa tingkat akhir calon peserta Ujian Nasional (Unas) 2015 harus belajar intensif sejak dini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap mempertahankan keberadaan soal ujian nasional (unas) berkategori sulit. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam menyebutkan, soal kategori sulit itu sebagai soal high order thinking, atau soal-soal yang membutuhkan derajat pemikiran ekstra. Nizam menyebutkan, jumlah butir soal kategori sulit itu bervariasi.
Siswa tingkat akhir calon peserta Ujian Nasional (Unas) 2015 harus belajar intensif sejak dini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap mempertahankan keberadaan soal ujian nasional (unas) berkategori sulit. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam menyebutkan, soal kategori sulit itu sebagai soal high order thinking, atau soal-soal yang membutuhkan derajat pemikiran ekstra. Nizam menyebutkan, jumlah butir soal kategori sulit itu bervariasi.
"Sekitar
5-10 persen di setiap mapel (mata pelajaran, red) yang diujikan," paparnya
kemarin. Meskipun masuk ketegori butir soal sulit, Nizam menjamin masih relevan
dengan kisi-kisi ujian yang sudah dipublikasi pemerintah.
Selama siswa mempelajari kisi-kisi dengab baik, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu optimis siswa bisa memecahkan soal ujian.
Selama siswa mempelajari kisi-kisi dengab baik, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu optimis siswa bisa memecahkan soal ujian.
"Soal
higher order thinking itu hasil analisi kami. Bukan mencomot dari soal ujian
luar negeri," tegasnya.
Pengalaman
unas tahun lalu, yang juga ada soal super sulitnya, banyak siswa yang mampu
menjawab dengan benar. Soal ujian super sulit itu dibuat Kemendikbud
berdasarkan standar Programme for International Student Assessment (PISA).
Meskipun begitu Kemendikbud tidak menutup mata ada siswa lain yang mengaku
sulit mengerjakannya.
Rektor
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rohmat Wahab meminta Kemenendikbud
berhati-hati dalam membuat soal unas. "Jangan hanya untuk mengejar
peringkat internasional (PISA, red) lalu memasukkan butir soal negara lain ke
dalam unas. Itu tidak boleh," katanya.
Guru
besar ilmu pendidikan itu mengatakan, unas tidak boleh memakai soal ujian yang
sama sekali belum pernah diajarkan atau bahkan keluar dari kurikulum nasional. Jika
panitia unas memaksakan memasukkan soal berstandar internasional demi mengejar
pengakuan asing, maka ujiannya tidak valid. (wan/kim)
Sumber
artikel : Unas, Soal Sulit Jumlahnya 10 Persen – JPNN
0 Response to "Jumlah Soal Unas 2015 Yang Berkategori Sulit Sekitar 5-10 Persen Setiap Mapel"
Post a Comment