Karya Ilmiah Guru “Penerapan Pendidikan Karakter Pada Siswa Dalam Menumbuhkan Pribadi Yang Berakhlakul Karimah” Oleh Hj. Nunung Hanurawati, M.Pd

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik ini memberikan gambaran bagi para guru, dari sisi mana potensi peserta didik, kelemahannya dapat dibantu atau ditumbuhkan dan kelebihan apa yang perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan. Potensi adalah kesanggupan, daya, kemampuan untuk lebih berkembang.

Potensi peserta didik adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik/sifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri peserta didik. Setiap peserta didik adalah individu yang unik. Unik karena mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Moral merupakan aspek perilaku atau sikap yang sering ditunjukkan peserta didik dari ajaran tentang baik, buruk yang diterima umum mengenai sebuah respon tindakan atau perbuatan yang dalam perspektif agama sering kita kenal dengan istilah akhlak, budi pekerti, susila. sebagai contoh prilaku buruk peserta didik adalah tidak menghargai guru, membuat onar dikelas, sering ribut dengan teman, suka berantem, mengganggu teman ketika sedang belajar, usil dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk bermoral baik, ditunjukkan perilaku sopan, jujur, patuh, taat, yang untuk budaya timur seperti hormat pada yang tua lewat tutur bahasa yang lembut, menghargai nilai adat istiadat sehingga seseorang bisa dinilai bermoral sudah mulai  menunjukkan atau bahkan sudah menjalankan dengan mempunyai pertimbangan baik buruk dalam perbuatannya baik bagi alam, dirinya, dan orang lain.


Seorang guru adalah panutan dan contoh yang realalita nyata dilihat dan diperhatikan tingkah lakunya, mulai dari berjalan, bertutur kata, bahkan marahnya pun diperhatikan oleh peserta didik seperti Akronim GURU tingkah lakunya harus di gugu dan di tiru. Dengan kata lain ke mana dan di manapun kita berada sejatinya guru harus mempunyai kepribadian yang sopan, santun, dan sebisa mungkin dijadikan cermin bagi peserta didiknya.

2. Tujuan

Dengan menerapkan pendidikan karakter pada siswa diharapkan:

Bertingkah laku sesuai dengan usianya, berkepribadian yang menjunjung nilai moral, sopan dan santun, menyayangi dan menghargai teman, menghormati guru, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

3. Ruang Lingkup Tulisan

Ruang lingkup dalam tulisan ini dibatasi dalam 3 hal yaitu:

a. Lingkup keluarga

Merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan nilai-nilai kebaikan yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain di keluarga. Sehingga melahirkan anggota keluarga yang berkarakter.

b. Lingkup satuan pendidikan

Merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter yang dilaksanakan dengan pendekatan sebagai berikut:
     Pengintegrasian pada semua mata pelajaran
     Pengembangan budaya sekolah
     Melalui kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler
     Pembiasaan prilaku dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah

B. Tinjauan Pustaka


Menurut Suyatno Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.

Menurut Kertajaya Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individe tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.

Menurut Thomas Lickona Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Kesimpulan yang di padukan dari para ahli diatas bahwa Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang dalam mengembangkan potensi untuk memahami dirinya sehingga dapat berfikir  berprilaku, bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, bangsa maupun Negara.

C. Tujuan Penelitian

Membentuk kepribadian siswa lebih baik dan berkarakter sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya jauh lebih baik dan berahlakul karimah.

D. Metode Penelitian

Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.Kegiatan intra kurikuler terintegrasi ke dalam mata pelajaran, sedangkan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan di luar jam pelajaran.

Strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut.:   
      
    Keteladanan
    Penanaman kedisiplinan
    Pembiasaan
    Menciptakan suasana yang konduksif

1)   Keteladanan     

Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik karakter. Keteladanan guru dalam berbagai aktivitasnya akan menjadi cermin siswanya. Oleh karena itu, sosok guru yang bisa diteladani siswa sangat penting. Guru yang suka dan terbiasa membaca dan meneliti, disiplin, ramah, berakhlak misalnya akan menjadi teladan yang baik bagi siswa, demikian juga sebaliknya.

Sebagaimana telah dikemukakan, yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjadi sosok guru yang bisa diteladani, karena agar bisa diteladani dibutuhkan berbagai upaya agar seorang guru memenuhi standar kelayakan tertentu sehingga ia memang patut dicontoh siswanya. Memberi contoh atau memberi teladan merupakan suatu tindakan yang mudah dilakukan guru, tetapi untuk menjadi contoh atau menjadi teladan tidaklah mudah.

Keteladanan lebih mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk tindakan nyata daripada sekedar berbicara tanpa aksi.Apalagi didukung oleh suasana yang memungkinkan anak melakukannya ke arah hal itu.

2) Penanaman atau Penegakan Kedisiplinan  

Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yangseharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan tertentu.Realisasinya harus terlihat (menjelma) dalam perbuatan atau tingkah laku yang nyata, yaitu perbuatan tingkah laku yang sesuai dengan aturan-aturan atau tata kelakuan yang semestinya.
Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter.Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan.Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak disiplin.Banyak agenda yang telah ditetapkan tidak dapat berjalan karena kurang disiplin.

Kita masih sering terlambat karena sering tidak bisa menepati waktu.Oleh karena itu, betapa pentingnya menegakkan disiplin agar sesuatu yang diinginkan dapat tercapai dengan tepat waktu.Dengandemikian, penegakan kedisiplinan merupakan salah satu strategi dalam membangun karakter seseorang. Jika penegakan disiplin dapat dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, maka lama-kelamaan akan menjadi habit atau kebiasaan yang positif.

Menanamkan prinsip agar peserta didik memiliki pendirian yang kokoh merupakan bagian yang sangat penting dari strategi menegakkan disiplin.Dengan demikian, penegakan disiplin dapat juga diarahkan pada penanaman nasionalisme, cinta taha air, dan lain-lain.
Banyak cara dalam menegakkan kedisiplinan, terutama di sekolah. Misalnya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, guru selalu memanfaatkan pada saat perjalanan dari sekolah menuju lapangan olahraga, murid diminta berbaris secara rapi dan tertib, sehingga tampak kompak dan menarik jika dibandingkan dengan berjalan sendiri-sendiri. Jika hal ini dapat dilakukan, makapengguna jalan akan menghormati dan mempersilahkan bejalan lebih dahulu, bahkan dapat mengurangi resiko keamanan yang tidak diinginkan. Nilai-nilai yang dapat dipetik antara lain kebersamaan, kekompakan, kerapian, ketertiban, dan lain-lain.

Kegiatan upacara yang dilakukan setiap hari tertentu kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kebersihan dan potong kuku, pengecekan ketertiban sikap dalam mengikuti upacara dapat digunakan sebagai upaya penegakan kedisiplinan.

Guru sebagai teladan harus datang pagi dan tidak terlambat. Begitu tiba di sekolah, guru sudah berdiri di depan pintu dan menyambut anak-anak yang datang dengan menyalaminya.

3) Pembiasaan

Pembiasaa berbaris sebelum memasuki ruang kelas, berdoa sebelum dan sesudah belajar, sepuluh menit gerakan membaca, mengangkat tangan apabila akan bertanya atau meminta izin kebelakang, mentaati tata tertib, meminta maaf apabila melakukan kesalahan, bertutur kata dengan sopan adalah beberapa contoh pembiasaan yang apabila dilakukan akan berdampak lebih baik dan menunjang pembentukan karakter siswa.

4) Menciptakan suasana kondusif

Dalam proses belajar mengajar suasana kondusif adalah dambaan setiap pendidik, karena akan menciptakan ketercapaian tujuan mengajar atau mendidik, nilai plus yang akan diterima baik oleh siswa ataupun pendidik, suasana yang nyaman tidak menimbulkan keonaran, kejenuhan, ataupun tidak termotivasinya siswa untuk belajar adalah hal-hal yang harus di luruskan oleh seorang pendidik. Itulah pentingnya penerapan pendidikan karakter yang di masukan pada setiap mata pelajaran agar pembelajaran menerap pada setiap hati peserta didik yang akan menjadi generasi yang mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan agama dan bangsa.

E. Hasil Pembahasan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Menurut wikipedia Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan disini ditujukan kepada siswa sekolah dasar, sebagai bekal kelak supaya berkpribadian baik dan berakhlakul karimah.

Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Lebih lengkap lagi karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara.

Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi (the existing values) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,Cinta TanahAir,Menghargai Prestasi,  Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai,Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial  Tanggung Jawab, Religius. (Puskur. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10). Nilai dan deskripsinya terdapat dalam Lampiran 1.)

Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun.

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakterpada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster:

1.   Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
2.   Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3.   Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
4.   Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya.Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.

F. Kesimpulan dan Saran

Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.

G. Daftar Rujukan

ü Dorothy Law Nolte, Dryden dan Vos, Revolusi Cara Belajar.Terjemahan word Translation service.(Bandung:Kaifa,2000)
ü Heri gunawan, Pendidikan Karakter “konsep dan Implementasi” ( Bandung : Cv.  Alfabeta, 2012)
ü M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun Peradaban      Bangsa,(Kadipiro Surakarta,2010)
ü Muchlas Samani, Hariyanto, Konsep dan model Pendidikan Karakter,(Bandung:    PT Remaja Rosdakarya 2014)

Penulis : Hj. Nunung Hanurawati, M.Pd. (Guru SDN Kebonsari I Cilegon)

Ingin mengirimkan tulisan karya asli Anda untuk dimuat di www.salamedukasi.com seperti postingan di atas, silahkan pelajari di sini: Cara Mempublikasikan / Menerbitkan Karya Tulis Gratis Secara Online di www.salamedukasi.com

0 Response to "Karya Ilmiah Guru “Penerapan Pendidikan Karakter Pada Siswa Dalam Menumbuhkan Pribadi Yang Berakhlakul Karimah” Oleh Hj. Nunung Hanurawati, M.Pd"

Post a Comment